Powered By Blogger

Selasa, 13 Maret 2012

Akhlak terpuji dan akhlak tercela


MAKALAH
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Makalah  ini Diajukan untuk Memenuhi salah satuTugas
pada Mata Kuliah Akhlak tasawuf


Disusun Oleh:

Kelompok 2
Arif Rahman
Didah Jubaedah
Enok Aas Nurhayat
Hamidah

PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan akal kepada manusia sehingga manusia bisa berfikir, dan  dengan petunjuk-Nya dapat beraktivitas dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammd saw. yang telah memberi kita pencerahan.
Alhamdulillah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun masih jauh dari kata sempurna.  Oleh karena itu, uacapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Bapak Wahyu Hidayat selaku dosen mata kuliah Akhlak tasawuf; Teman-teman, yang telah membantu selama penyusunan laporan ini; dan Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai satu titik sumbangan ilmu pengetahuan bagi sekalian pembaca. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

                                                                Bandung, Maret 2012

Penyusun




BAB I
 PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya  perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif  yang mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik  berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari futrahnya sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang “materia akhlak (akhlak baik dan akhlak buruk”)

B.       Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan maka rumusan masalah yang kami ambil :
1.         Apa pengertian dari akhlak baik dan akhlak buruk?
2.         Apa saja yang termasuk akhlak baik dan akhlak buruk?
3.         Bagaimana penerapannya dalam kehidupan?
C.       Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini antara lain
1.         Bentuk penyelesaian tugas mata kuliah akhlak dan tasawuf
2.         Menjelaskan akhlak baik dan macam-macam akhlak baik dan akhlak buruk dengan macam-macam akhlak buruk.
3.         Mengetahui penerapan akhlak baik dan akhlak buruk dalam kehidupan sehari-hari.

D.      Manfaat penulisan
Kami berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai akhlak terpuji yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mampu menambah iman para pembaca.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian akhlak baik dan akhlak buruk
Akhlak baik disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan  akhlak buruk  yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku atau perbuatan buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
            Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-qur’an da al-hadis. Jika kita perhatikan al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnyaal-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah dan al-birr.[1]

            Bila dilihat dari istilah maka akhlak yang baik itu adalah al-mahmudah sedangkan akhlakul karimah adalah akhlak yang terpuji. Tetapi pada penerapannya akhlak yang baik itu adalah akhlak yang terpuji.
            Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salahsatunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang artinya:
            “ wahai abu dzar! ‘maukah aku tunjukan dua hal yang sangat ringan dipunggung, tetapi sagat berat ditimbangan(pada hari kiamat kelak?)’, Abu dzar menjawab, ‘hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan dua hal tersebut” (H.R Al-baihaqi)
Akhlak buruk atau akhlakul mazmumah adalah akhlak yang tercela dan akhlak baik pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam melakukan perbuatan baik itu niat dan cara melakukannya dengan cara tidak baik.
Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebit dengan akhlak tercela. Akhlak terceka merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan adapat menjatuhkan amartabatnya sebagai manusia.
Sebagai maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang nyatakann dalam beberapa keterangan.
1.      Rasulullah saw.bersabda:
“ seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.”
2.      Rasulullah saw bersabda
“ sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu”
B.     Macam – macam Akhlak Baik

1.   Jujur

Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan sebagainya.
Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata, Rasulullah Saw bersabda : “kalian harus berbuat jujur karena kejujuran akan mengantarkan ke surga. Jika manusian senantiasa berbuat jujur dan memperhatikan kejujuran, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur “ (mutafaq a’laih).




2.   Memenuhi janji
Allah Swt berfirman :
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qèù÷rr& ÏŠqà)ãèø9$$Î/ 4 ......
“hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
(Q.S Al Maidah 1)

“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu diminta pertanggungjawaban.” (Q.S Al Isra :34)

3.         Amanah
Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam, yang merupakan salah satu bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari khianat.
Yang dimaksud dengan amanah di sini adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik disebut al amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.
Allah Swt berfirman, “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatmu kepada yang berhak menerimanya”... (Q.S An Nisa : 58)
Seluruh perintah syariat merupakan amanat. Melakukan ketaatan terhadap syariat juga dapat dikatakan sebagai amanah. Oleh karena itu seluruh perintah dan larangan pada dasarnya merupakah amanah.

4.         Bersifat baik kepada tetangga

Allah Swt berfirman, “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (Q.S An Nisa : 36)
Dari Anas ra, Rasulullah Saw bersabda, “demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidak dikatakan beriman seorang hamba hingga ia mencintai tetangga atau saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim)

5.         Memuliakan orang tua
Dari ubadah bin ash-shamit ra, Rasulullah Saw bersabda, “bukan termasuk umatku yang tidak memuliakan orang tua”....... (hadis ini dirawayatkan Ahmad dengan sanad Hasan)

6.         Sabar
·           Sabar karena taat kepada Allah artinya sabar untuk tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Nya Allah swt berfirman: Terjemahan: Hai orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan)
·           Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu. Allah swt berfirman: Terjemahannya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)  karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Yusuf : 53)
·           Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah. Allah swt berfirman: Terjemahnya:  Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innah lillahi  wa inna ilaihi raaji’un mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqarah : 155-157)

Dari keterangan di atas  dapat diambil kesimpulan, sabar ialah tahan menderita dan menerima cobaan dengan ridha hati serta menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha. Selain itu, yang dimaksud sabar disini bukan hanya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah yakni menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

7.         Syukur
Syukur merupakan sikap dimana seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah untuk melakukan maksiat kepadaNya. Bentuk syukur ini ditandai dengan menggunakan segala nikmat atau rezeki karunia Allah tersebut untuk melakukan ketaatan kepada Nya dan memanfaatkannya ke arah kebajikan bukan menyalurkannya ke jalan maksiat atau kejahatan.
Dalam hidup ini banyak sekali nikmat yang kita peroleh dari Allah. Kita tentu dapat  merasakan dan menyadari bahwa nikmat Allah itu sudah kita peroleh sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak di dalam rahim ibu. Begitu lahir, kita telah mendapatkan kasih sayang ibu bapak yang memenuhi segala keperluan kita. Tanpa limpahan kasih sayang ibu dan bapak, kita tidak akan dapat menikmati kehidupan ini.
Nikmat yang diberikan Allah itu cukup banyak dan tidak mampu kita hitung Allah berfirman:
Terjemahnya:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya” (QS. Ibrahim : 34)
Orang yang beriman akan merasa senang dan puas serta bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan tersebut. Jiwa keimanan yang ada dalam dirinya dapat membatasi supaya ia tidak memperturutkan loba dan tamak.
Bentuk syukur terhadap nikmat yang Allah berikan adalah dengan jalan mempergunakan  nikmat Allah dengan sebaik-baiknya. Karunia yang diberikan oleh Allah harus kita manfaatkan dan dipelihara, seperti panca indra, harta benda, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Apabila sudah mensyukuri karunia Allah itu, berarti kita telah bersyukur kepada Nya sebagai penciptaannya. Bertambah banyak kita bersykur, bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima

C.     Macam-macam akhlak buruk

1.         Syirik
Secara bahasa adalah menyamakan dua hal sedangkan menurut pengertian istilah, terdiri atas definisi umum dan definisi khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal yang secara khusus yang dimiliki Allah. Ada tiga macam syirik berdasarkan definisi umum, yaitu (1) Asy-Syirik fi Ar-Ribbubiyah, yaitu menyamakan Allah swt dengan makhluknya mengenai sesuatu yang berkaitan dengan pemeliharaan alam. (2) Asy-syirk fi al-asma wal ash-shifat yaitu menyamakan Allha dengan makhluknya mengenai nama dan sifat (3) Asy-syirk fi Al-uluhiyah yaitu menyamakan Allah swt dengan makhluknya mengenai ketuhanan.[2]
Definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sesuatu selain allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Syirik ada dua macam:
a.       Syirik akbar adalah menjadikan sekutu selainAllah
b.      Syrik ashgar adalah segla perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar
Syirik merupakan perbuatan yang dilarang. Hal ini bisa kita lihata dari firman Allah dalam surat al-Kahf:110
Artinya:
“ …barang siapa mengharap pertemuan dengan tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan  dan janganlah dia memepersekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah kepada tuhannya”
Selain dalam surat al-kahf allah juga berfirman dalam surat An-nisa:48, Al-maidah:72,.

2.         Kufur
Kufur secara bahasa artinya menutupi, menurut syara kufur adalah tidak beriman kepada Allah SWT. Dan rasulnya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan. Kufur ada dua jenis, yaitu ada kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah perbuatan yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam dan abadi di dalam neraka. Kufur besar ada lima macam yaitu :
a.       Kufur karena mendustakan para rasul dalillnya adalah firman Allah SWT.
ô`tBur ãNn=øßr& Ç`£JÏB 3uŽtIøù$# n?tã «!$# $¹/ÉŸ2 ÷rr& z>¤x. Èd,ysø9$$Î/ $£Js9 ÿ¼çnuä!%y` 4 }§øŠs9r& Îû tL©èygy_ Yq÷WtB tûï̍Ïÿ»x6ù=Ïj9 ÇÏÑÈ  
68. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] [3]tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?
(Q.S. Al-Ankabut [29]: 68)

b.      Kufur karena enggan dan sombong, padahal tahu kebenaran risalah para rasul.
 Firman Allah SWT. :
øŒÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#rßàfó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) 4n1r& uŽy9õ3tFó$#ur tb%x.ur z`ÏB šúï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÌÍÈ  
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] [4]kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(Q.S. Al-baqarah[2]:34)
c.       Kufur karena ragu terhadap kebenaran para rasul.
Firman Allah SWT. :
Ÿ@yzyŠur ¼çmtG¨Yy_ uqèdur ÖNÏ9$sß ¾ÏmÅ¡øÿuZÏj9 tA$s% !$tB `àßr& br& yŠÎ6s? ÿ¾ÍnÉ»yd #Yt/r& ÇÌÎÈ   !$tBur `àßr& sptã$¡¡9$# ZpyJͬ!$s% ûÈõs9ur NŠÏŠ 4n<Î) În1u ¨byÉ`V{ #ZŽöyz $yg÷YÏiB $Y6n=s)ZãB ÇÌÏÈ   tA$s% ¼çms9 ¼çmç7Ïm$|¹ uqèdur ÿ¼çnâÍr$ptä |Nöxÿx.r& Ï%©!$$Î/ y7s)n=yz `ÏB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO y71§qy Wxã_u ÇÌÐÈ   O$¨YÅ3»©9 uqèd ª!$# În1u Iwur à8ÎŽõ°é& þÎn1tÎ/ #Ytnr& ÇÌÑÈ  
35. dan Dia memasuki kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri[882]; [5]ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
36. dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu".
37. kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
38. tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
      (Q.S Al-kahf[18]:35-38)

d.      Kufur karena berpaling secara menyeluruh dari agama dan apa yang dibawa para rasul.
Firman Allah SWT. :
$tB $oYø)n=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur !$yJßgoYøŠt/ žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 9@y_r&ur wK|¡B 4 tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. !$£Jtã (#râÉRé& tbqàÊ̍÷èãB ÇÌÈ  
Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.
(Q.S. Al-ahqaf [46]:3)
e.          Kufur karena nifak I’tikad, menampakan keimanan dan menyembunyikan kekufuran.
Firman Allah SWT. :
y7Ï9ºsŒ öNåk¨Xr'Î/ (#qãZtB#uä §NèO (#rãxÿx. yìÎ7äÜsù 4n?tã öNÍkÍ5qè=è% óOßgsù Ÿw tbqßgs)øÿtƒ ÇÌÈ  
3.      yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.(Q.S. Al-Munafiqun [63]:3)

Adapun kufur kecil yaitu yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, tidak menyebabkan abadi di dalam neraka.




4.NIFAK
Secara bahasa nifak berarti lubang tempat keluarnya yarbu (binatang sejenis tikus) dari sarangnya. Jika ia keluar dari lubang yang satu maka akan keluar dari lubang yang lain. Adapun nifak secara syara adalah menampakan islam dan kebaikan dan menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain nifak adalah menampakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam hati.

5. UJUB dan TAKABUR
Takabur hampir sama dengan sombong orang yang memiliki akhlak ini selalu memandang rendah orang lain seolah dia paling hebat paling disegani dan paling pandai Allah SWT. Mencela sikap takabur dalam beberapa firman diantaranya :
ß$ÎŽñÀr'y ô`tã zÓÉL»tƒ#uä tûïÏ%©!$# šcr㍬6s3tGtƒ Îû ÇÚöF{$# ÎŽötóÎ/ Èd,ysø9$# ......... ÇÊÍÏÈ  
aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar
                                                                        (Q.S. Al-A’raf[7]:146)

4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ šúï̍Åz#yŠ ÇÏÉÈ  
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] [6]akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
Dilihat dari subjeknya takabur terbagi pada tiga bagian
a.       Takabur pada Allah
b.      Takabur pada Rasul
c.       Takabur terhadap sesame manusia


6. Dengki
Diantara sifat buruk manusia yang banyak merusak kehidupan adalah dengki menurut imam ghazali dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
Allah SWT. Berfirman :
ôQr& tbrßÝ¡øts }¨$¨Z9$# 4n?tã !$tB ÞOßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ( ôs)sù !$oY÷s?#uä tA#uä tLìÏdºtö/Î) |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur Mßg»oY÷s?#uäur %¸3ù=B $VJŠÏàtã ÇÎÍÈ  
54. ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] [7]yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
                                                                                                (Q.S. An-Nisa[4]:54)
7. Gibah (mengumpat)
Al-Ghazali menjelaskan menjelaskan bahwa gibah adalah menuturkan sesuatu yang berkaitan dengan orang lain yang apabila penuturan itu apabila disampaikan ia tidak menyukainya. Ibnu atsir menjelaskan bahwa gibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang tidak pada tempatnya walaupun keburukan itu memang ada padanya. Tidak diraguakan lagi menurut ulama sepakat bahwa gibah itu hukumnya haram dasar larangan berbuat gibah adalah :
Allah SWT. Berfirman :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ  
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujurat[104]:1)
×@÷ƒur Èe@à6Ïj9 ;otyJèd >otyJ9 ÇÊÈ  
1.kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, (Q.S. Al-Humajah [104]:1)

8.   Riya’
Kata riya diambil dari kata dasar Ar-ru’yah yang artinya memancing perhatian orang lain agar di nilai sebagai orang baik. Orang riya’ beramal bukan ikhlas karena Allah SWT. , tetapi semata-mata mengharapkan pujian dari orang lain. Riya dapat muncul dalam beberapa bentuk kegiatan diantaranya :
a.       Riya dalam beribadah
b.      Riya dalam berbagai kegiatan
c.       Riya dalam berderma atau bersedekah
d.      Riya dalam berpakaian

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam islma akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai , disenangi oleh Allah swt bahakn dianjurkan dan diwajibkan. Akhlak tercela adalah akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh Allah swt. Akhlak terpuji dan akhlak tercela begitu banyak, tetapi pada intinya niatkan hati kita hanya untuk beribadah kepada Allah swt.

Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf.Jakarta : Rajawali Pers
Anwar, rosihin.2010.akhlak tasawuf.bandung:pustaka setia


[1] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. “Akhlak Tasawuf”, Jakarta : Rajawali Pers. 2010

[2] Rosihin anwar.akhlak tasawuf.bandung.pustaka setia
[3] [1159] Maksudnya: mendustakan kenabian Nabi Muhammad s.a.w.
[4] [36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.


[5] [882] Yaitu: dengan keangkuhan dan kekafirannya.

[6] [1326] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
[7] [311] Yaitu: kenabian, Al Quran, dan kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar