bulan baru,,babak baru dan harapan baru..
sudah lama tak berjumpa dihalaman ini,,
maaf bukan saya sombong,,bukan lupa juga bukan karena saya malas,ini lebih dikarenakan karena say bingung say aharus menulis apa..
tetapi saya sekarng semangat lagi menulis kok,Insya Allah beneran semangat!!
Minggu, 01 Juli 2012
Selasa, 13 Maret 2012
Akhlak terpuji dan akhlak tercela
MAKALAH
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Makalah
ini Diajukan untuk Memenuhi salah satuTugas
pada Mata Kuliah Akhlak tasawuf
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Arif Rahman
Didah Jubaedah
Enok Aas Nurhayat
Hamidah
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan akal kepada manusia sehingga manusia
bisa berfikir, dan dengan petunjuk-Nya
dapat beraktivitas dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammd saw. yang telah memberi kita pencerahan.
Alhamdulillah
akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, uacapan terima kasih
penyusun sampaikan kepada Bapak
Wahyu Hidayat selaku dosen mata kuliah Akhlak tasawuf; Teman-teman, yang telah membantu
selama penyusunan laporan ini; dan Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Akhirnya,
penyusun berharap semoga makalah
ini dapat dijadikan sebagai satu titik sumbangan ilmu pengetahuan bagi sekalian
pembaca. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi
perbaikan di masa mendatang.
Bandung, Maret 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kata akhlak berasal dari dari bahasa
arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya
perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah
motif yang mendasari perbuatan dan
tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw.
Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar tentang segala
sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat
penting dalam islam. Seseorang dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan
nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan
kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak
merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk
satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang baik
dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari
futrahnya sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu
mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena
pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji
dan akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang “materia
akhlak (akhlak baik dan akhlak buruk”)
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
kami paparkan maka rumusan masalah yang kami ambil :
1.
Apa pengertian dari akhlak
baik dan akhlak buruk?
2.
Apa saja yang termasuk
akhlak baik dan akhlak buruk?
3.
Bagaimana penerapannya dalam
kehidupan?
C.
Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari
makalah ini antara lain
1.
Bentuk penyelesaian tugas
mata kuliah akhlak dan tasawuf
2.
Menjelaskan akhlak baik dan
macam-macam akhlak baik dan akhlak buruk dengan macam-macam akhlak buruk.
3.
Mengetahui penerapan akhlak
baik dan akhlak buruk dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Manfaat penulisan
Kami
berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai akhlak terpuji
yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang
mampu menambah iman para pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian akhlak baik
dan akhlak buruk
Akhlak
baik disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala
macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan akhlak buruk yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu
segala macam perilaku atau perbuatan buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus
didasarkan pada petunjuk al-qur’an da al-hadis. Jika kita perhatikan
al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik
dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu
kepada yang baik misalnyaal-hasanah,
thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah dan al-birr.[1]
Bila dilihat
dari istilah maka akhlak yang baik itu adalah al-mahmudah sedangkan akhlakul
karimah adalah akhlak yang terpuji. Tetapi pada penerapannya akhlak yang baik
itu adalah akhlak yang terpuji.
Keutamaan
akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salahsatunya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang artinya:
“ wahai abu dzar! ‘maukah aku tunjukan dua
hal yang sangat ringan dipunggung, tetapi sagat berat ditimbangan(pada hari
kiamat kelak?)’, Abu dzar menjawab, ‘hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji
dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada digenggamannya, tidak ada
makhluk lain yang dapat bersolek dengan dua hal tersebut” (H.R Al-baihaqi)
Akhlak
buruk atau akhlakul mazmumah adalah
akhlak yang tercela dan akhlak baik pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam
melakukan perbuatan baik itu niat dan cara melakukannya dengan cara tidak baik.
Segala
bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebit dengan akhlak
tercela. Akhlak terceka merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak
keimanan seseorang dan adapat menjatuhkan amartabatnya sebagai manusia.
Sebagai
maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang
nyatakann dalam beberapa keterangan.
1.
Rasulullah
saw.bersabda:
“ seandainya akhlak
buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia pasti seseorang
yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.”
2.
Rasulullah
saw bersabda
“ sesungguhnya
akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu”
B. Macam
– macam Akhlak Baik
1. Jujur
Jujur
adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan
tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan
belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara
kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman,
baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana yang terakhir ini memiliki
banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan
sebagainya.
Jujur
merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat
jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka.
Dari
Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata, Rasulullah Saw bersabda : “kalian harus berbuat jujur karena kejujuran
akan mengantarkan ke surga. Jika
manusian senantiasa berbuat jujur dan memperhatikan kejujuran, maka ia akan
dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur “ (mutafaq a’laih).
2. Memenuhi
janji
Allah Swt berfirman :
$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qèù÷rr& ÏŠqà)ãèø9$$Î/ 4 ......
“hai
orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
(Q.S
Al Maidah 1)
“Dan
penuhilah janji, sesungguhnya janji itu diminta pertanggungjawaban.” (Q.S Al
Isra :34)
3.
Amanah
Amanah
merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam, yang merupakan salah satu
bentuk akhlak karimah. Pengertian amanah menurut arti bahasa ialah ketulusan
hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran. Amanah merupakan kebalikan dari
khianat.
Yang
dimaksud dengan amanah di sini adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia,
tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya,
berupa harta benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan
baik disebut al amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.
Allah
Swt berfirman, “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatmu kepada yang berhak menerimanya”... (Q.S
An Nisa : 58)
Seluruh
perintah syariat merupakan amanat. Melakukan ketaatan terhadap syariat juga
dapat dikatakan sebagai amanah. Oleh karena itu seluruh perintah dan larangan
pada dasarnya merupakah amanah.
4.
Bersifat baik kepada tetangga
Allah
Swt berfirman, “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu.” (Q.S An Nisa : 36)
Dari
Anas ra, Rasulullah Saw bersabda, “demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,
tidak dikatakan beriman seorang hamba hingga ia mencintai tetangga atau
saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim)
5.
Memuliakan orang tua
Dari
ubadah bin ash-shamit ra, Rasulullah Saw bersabda, “bukan termasuk umatku yang
tidak memuliakan orang tua”....... (hadis ini dirawayatkan Ahmad dengan sanad
Hasan)
6.
Sabar
·
Sabar karena taat kepada Allah artinya sabar untuk tetap
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senantiasa
meningkatkan ketakwaan kepada Nya Allah swt berfirman: Terjemahan: Hai orang
yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga (diperbatasan)
·
Sabar karena maksiat, artinya bersabar diri untuk
tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Untuk itu sangat dibutuhkan
kesabaran dan kekuatan dalam menahan hawa nafsu. Allah swt berfirman:
Terjemahannya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha
penyayang. (QS. Yusuf : 53)
·
Sabar karena musibah, artinya sabar pada saat ditimpa
kemalangan, ujian, serta cobaan dari Allah. Allah swt berfirman: Terjemahnya:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innah lillahi wa inna ilaihi
raaji’un mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Al Baqarah
: 155-157)
Dari
keterangan di atas dapat diambil kesimpulan, sabar ialah tahan menderita
dan menerima cobaan dengan ridha hati serta menyerahkan diri kepada Allah
setelah berusaha. Selain itu, yang dimaksud sabar disini bukan hanya bersabar
terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah yakni
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
7.
Syukur
Syukur
merupakan sikap dimana seseorang tidak menggunakan nikmat yang diberikan oleh
Allah untuk melakukan maksiat kepadaNya. Bentuk syukur ini ditandai dengan
menggunakan segala nikmat atau rezeki karunia Allah tersebut untuk melakukan
ketaatan kepada Nya dan memanfaatkannya ke arah kebajikan bukan menyalurkannya
ke jalan maksiat atau kejahatan.
Dalam
hidup ini banyak sekali nikmat yang kita peroleh dari Allah. Kita tentu dapat
merasakan dan menyadari bahwa nikmat Allah itu sudah kita peroleh sejak masa
kanak-kanak, bahkan sejak di dalam rahim ibu. Begitu lahir, kita telah
mendapatkan kasih sayang ibu bapak yang memenuhi segala keperluan kita. Tanpa
limpahan kasih sayang ibu dan bapak, kita tidak akan dapat menikmati kehidupan
ini.
Nikmat
yang diberikan Allah itu cukup banyak dan tidak mampu kita hitung Allah
berfirman:
Terjemahnya:
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya” (QS. Ibrahim : 34)
Orang
yang beriman akan merasa senang dan puas serta bersyukur terhadap nikmat yang
Allah berikan tersebut. Jiwa keimanan yang ada dalam dirinya dapat membatasi
supaya ia tidak memperturutkan loba dan tamak.
Bentuk
syukur terhadap nikmat yang Allah berikan adalah dengan jalan
mempergunakan nikmat Allah dengan sebaik-baiknya. Karunia yang diberikan
oleh Allah harus kita manfaatkan dan dipelihara, seperti panca indra, harta
benda, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Apabila
sudah mensyukuri karunia Allah itu, berarti kita telah bersyukur kepada Nya
sebagai penciptaannya. Bertambah banyak kita bersykur, bertambah banyak pula
nikmat yang akan kita terima
C. Macam-macam akhlak buruk
1.
Syirik
Secara bahasa adalah menyamakan dua hal
sedangkan menurut pengertian istilah, terdiri atas definisi umum dan definisi
khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal yang
secara khusus yang dimiliki Allah. Ada tiga macam syirik berdasarkan definisi
umum, yaitu (1) Asy-Syirik fi Ar-Ribbubiyah, yaitu menyamakan Allah swt dengan
makhluknya mengenai sesuatu yang berkaitan dengan pemeliharaan alam. (2)
Asy-syirk fi al-asma wal ash-shifat yaitu menyamakan Allha dengan makhluknya
mengenai nama dan sifat (3) Asy-syirk fi Al-uluhiyah yaitu menyamakan Allah swt
dengan makhluknya mengenai ketuhanan.[2]
Definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sesuatu
selain allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Syirik ada dua macam:
a.
Syirik
akbar adalah menjadikan sekutu selainAllah
b.
Syrik
ashgar adalah segla perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar
Syirik merupakan perbuatan yang dilarang. Hal
ini bisa kita lihata dari firman Allah dalam surat al-Kahf:110
Artinya:
“ …barang siapa mengharap pertemuan dengan
tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia memepersekutukan dengan
sesuatupun dalam beribadah kepada tuhannya”
Selain dalam surat al-kahf allah juga
berfirman dalam surat An-nisa:48, Al-maidah:72,.
2.
Kufur
Kufur
secara bahasa artinya menutupi, menurut syara kufur adalah tidak beriman kepada
Allah SWT. Dan rasulnya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan. Kufur
ada dua jenis, yaitu ada kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah
perbuatan yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam dan abadi di dalam
neraka. Kufur besar ada lima macam yaitu :
a. Kufur
karena mendustakan para rasul dalillnya adalah firman Allah SWT.
ô`tBur ãNn=øßr& Ç`£JÏB 3“uŽtIøù$# ’n?tã «!$# $¹/É‹Ÿ2 ÷rr& z>¤‹x. Èd,ysø9$$Î/ $£Js9 ÿ¼çnuä!%y` 4 }§øŠs9r& ’Îû tL©èygy_ “Yq÷WtB tûïÌÏÿ»x6ù=Ïj9 ÇÏÑÈ
68.
dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] [3]tatkala
yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat
bagi orang-orang yang kafir?
(Q.S. Al-Ankabut [29]: 68)
b. Kufur
karena enggan dan sombong, padahal tahu kebenaran risalah para rasul.
Firman Allah SWT. :
øŒÎ)ur $oYù=è% Ïps3Í´¯»n=uKù=Ï9 (#r߉àfó™$# tPyŠKy (#ÿr߉yf|¡sù HwÎ) }§ŠÎ=ö/Î) 4’n1r& uŽy9õ3tFó™$#ur tb%x.ur z`ÏB šúïÍÏÿ»s3ø9$# ÇÌÍÈ
34.
dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] [4]kamu
kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(Q.S. Al-baqarah[2]:34)
c. Kufur
karena ragu terhadap kebenaran para rasul.
Firman Allah SWT. :
Ÿ@yzyŠur ¼çmtG¨Yy_ uqèdur ÖNÏ9$sß ¾ÏmÅ¡øÿuZÏj9 tA$s% !$tB `àßr& br& y‰ŠÎ6s? ÿ¾ÍnÉ‹»yd #Y‰t/r& ÇÌÎÈ !$tBur `àßr& sptã$¡¡9$# ZpyJͬ!$s% ûÈõs9ur ‘NŠÏŠ•‘ 4’n<Î) ’În1u‘ ¨by‰É`V{ #ZŽöyz $yg÷YÏiB $Y6n=s)ZãB ÇÌÏÈ tA$s% ¼çms9 ¼çmç7Ïm$|¹ uqèdur ÿ¼çnâ‘Ír$ptä† |Nöxÿx.r& “Ï%©!$$Î/ y7s)n=yz `ÏB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜœR §NèO y71§qy™ Wxã_u‘ ÇÌÐÈ O$¨YÅ3»©9 uqèd ª!$# ’În1u‘ Iwur à8ÎŽõ°é& þ’În1tÎ/ #Y‰tnr& ÇÌÑÈ
35.
dan Dia memasuki kebunnya sedang Dia zalim terhadap dirinya sendiri[882]; [5]ia
berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
36. dan aku tidak mengira hari kiamat
itu akan datang, dan jika Sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku
akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu".
37. kawannya (yang mukmin) berkata
kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada
(tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu
Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
38. tetapi aku (percaya bahwa): Dialah
Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
(Q.S
Al-kahf[18]:35-38)
d. Kufur
karena berpaling secara menyeluruh dari agama dan apa yang dibawa para rasul.
Firman Allah SWT. :
$tB $oYø)n=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur $tBur !$yJßgoYøŠt/ žwÎ) Èd,ysø9$$Î/ 9@y_r&ur ‘wK|¡•B 4 tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. !$£Jtã (#râ‘É‹Ré& tbqàÊÌ÷èãB ÇÌÈ
Kami tiada menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan
dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang
diperingatkan kepada mereka.
(Q.S. Al-ahqaf [46]:3)
e.
Kufur karena nifak I’tikad, menampakan
keimanan dan menyembunyikan kekufuran.
Firman Allah SWT. :
y7Ï9ºsŒ öNåk¨Xr'Î/ (#qãZtB#uä §NèO (#rãxÿx. yìÎ7äÜsù 4’n?tã öNÍkÍ5qè=è% óOßgsù Ÿw tbqßgs)øÿtƒ ÇÌÈ
3. yang
demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian
menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak
dapat mengerti.(Q.S. Al-Munafiqun [63]:3)
Adapun kufur kecil yaitu yang tidak
menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, tidak menyebabkan abadi di dalam
neraka.
4.NIFAK
Secara
bahasa nifak berarti lubang tempat keluarnya yarbu (binatang sejenis tikus)
dari sarangnya. Jika ia keluar dari lubang yang satu maka akan keluar dari
lubang yang lain. Adapun nifak secara syara adalah menampakan islam dan
kebaikan dan menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain nifak
adalah menampakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam
hati.
5. UJUB dan TAKABUR
Takabur
hampir sama dengan sombong orang yang memiliki akhlak ini selalu memandang
rendah orang lain seolah dia paling hebat paling disegani dan paling pandai
Allah SWT. Mencela sikap takabur dalam beberapa firman diantaranya :
ß$ÎŽñÀr'y™ ô`tã zÓÉL»tƒ#uä tûïÏ%©!$# šcrã¬6s3tGtƒ ’Îû ÇÚö‘F{$# ÎŽötóÎ/ Èd,ysø9$# ......... ÇÊÍÏÈ
aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa
alasan yang benar
(Q.S.
Al-A’raf[7]:146)
4 ¨bÎ) šúïÏ%©!$# tbrçŽÉ9õ3tGó¡o„ ô`tã ’ÎAyŠ$t6Ïã tbqè=äzô‰u‹y™ tL©èygy_ šúïÌÅz#yŠ ÇÏÉÈ
Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] [6]akan
masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
Dilihat
dari subjeknya takabur terbagi pada tiga bagian
a. Takabur
pada Allah
b. Takabur
pada Rasul
c. Takabur
terhadap sesame manusia
6. Dengki
Diantara
sifat buruk manusia yang banyak merusak kehidupan adalah dengki menurut imam
ghazali dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Kepada
orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
Allah
SWT. Berfirman :
ôQr& tbr߉ݡøts† }¨$¨Z9$# 4’n?tã !$tB ÞOßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ( ô‰s)sù !$oY÷s?#uä tA#uä tLìÏdºtö/Î) |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur Mßg»oY÷s?#uäur %¸3ù=•B $VJŠÏàtã ÇÎÍÈ
54. ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran
karunia[311] [7]yang
Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan
Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan
yang besar.
(Q.S.
An-Nisa[4]:54)
7.
Gibah (mengumpat)
Al-Ghazali
menjelaskan menjelaskan bahwa gibah adalah menuturkan sesuatu yang berkaitan
dengan orang lain yang apabila penuturan itu apabila disampaikan ia tidak
menyukainya. Ibnu atsir menjelaskan bahwa gibah adalah membicarakan keburukan
orang lain yang tidak pada tempatnya walaupun keburukan itu memang ada padanya.
Tidak diraguakan lagi menurut ulama sepakat bahwa gibah itu hukumnya haram
dasar larangan berbuat gibah adalah :
Allah SWT. Berfirman :
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtä†r& óOà2߉tnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§‘ ÇÊËÈ
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S.
Al-Hujurat[104]:1)
×@÷ƒur Èe@à6Ïj9 ;ot“yJèd >ot“yJ—9 ÇÊÈ
1.kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, (Q.S.
Al-Humajah [104]:1)
8.
Riya’
Kata
riya diambil dari kata dasar Ar-ru’yah yang artinya memancing perhatian orang
lain agar di nilai sebagai orang baik. Orang riya’ beramal bukan ikhlas karena
Allah SWT. , tetapi semata-mata mengharapkan pujian dari orang lain. Riya dapat
muncul dalam beberapa bentuk kegiatan diantaranya :
a. Riya
dalam beribadah
b. Riya
dalam berbagai kegiatan
c. Riya
dalam berderma atau bersedekah
d. Riya
dalam berpakaian
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam
islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam islma
akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji
adalah akhlak yang disukai , disenangi oleh Allah swt bahakn dianjurkan dan
diwajibkan. Akhlak tercela adalah akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh
Allah swt. Akhlak terpuji dan akhlak tercela begitu banyak, tetapi pada intinya
niatkan hati kita hanya untuk beribadah kepada Allah swt.
Saran
Alhamdulillah
akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran
demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi
yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki
dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata,
Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf.Jakarta : Rajawali Pers
Anwar,
rosihin.2010.akhlak tasawuf.bandung:pustaka
setia
[2] Rosihin
anwar.akhlak tasawuf.bandung.pustaka setia
[3]
[1159] Maksudnya: mendustakan kenabian Nabi Muhammad s.a.w.
[4]
[36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti
sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah
semata-mata kepada Allah.
[5]
[882] Yaitu: dengan keangkuhan dan kekafirannya.
[6] [1326] Yang
dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
[7]
[311] Yaitu: kenabian, Al Quran, dan kemenangan.
Langganan:
Postingan (Atom)