Powered By Blogger

Rabu, 26 Oktober 2011

teknik-teknik bimbingan dan konseling



BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan  dan kehidupan setiap manusia sangat mungkin timbul berbagai permasalahan. Baik yang dialami secara individual, kelompok, dalam keluarga, lembaga tertentu atau bahkan bagian masyarakat secara lebih luas, untuk itu ditentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha pemberian bantuan yang diberikan kepada individu maupun kelompok.
Dalam usaha memberikan bantuan diperlukan teknik-teknik khusus, yaitu teknik-teknik bimbingan dan konseling. Maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang teknik-teknik bimbingan dan konseling yang meliputi:
A.    Jenis-jenis Masalah Individu
B.     Metode Mendapatkan Data untuk Bimbingan dan Konseling
C.     Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling
D.    Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling



BAB II
PEMBAHASAN
    A.    Jenis-jenis  Masalah Individu
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu perkembangan kepribadian seoptimal mungkin. Dalam memberikan bantuan tersebut, konselor harus mempertimbangkan kemampuan dasar dan bakat-bakat individu, latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungan.
1.      Masalah Pendidikan (Pengajaran atau Belajar)
Individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan belajar misalnya membagi waktu belajar, mengerjakan tugas-tugas, lingkungan sekolah, tata tertib sekolah, dan lain sebagainya.
2.      Masalah Pribadi dan Sosial
Masalah-masalah pribadi umumya bersumber dari dalam pribadi individu yang berhadapan dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya masalah sosial yang dihadapi siswa adalah kesulitan dalam mencari teman, merasa terasing dengan pekerjaan kelompok, dan kurangnya motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran.
3.      Masalah Pekerjaan (Karir)
Masalah-masalah ini berhubungan dengan pemilihan pekerjaan. Misalnya memilih pekerjaan yang cocok dengan dirinya, mendapatkan informasi tentang jenis pekerjaan, dan kesulitan untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan pekerjaan.
B.     Metode Mendapatkan Data untuk Bimbingan dan Konseling
Beberapa metode yang  dapat dipergunakan untuk memperoleh data dalam merealisasikan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1.      Observasi
Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpilkan data yang diinginkan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Pengamat langsung mendatangi sasaran-sasaran  pengamatannya,melihat,mendengarkan,serta membuat catatan untuk dianalisis.
Ditinjau dari segi peranan obsersver,observasi dibagi menjadi tiga macam.
a.       Observasi yang berpartisispasi(participant observation)
b.      Observasi non partisipasi (non participant)
c.       Quasi partisipasi
Ditinjau dari segi situasinya observasi dibedakan menjadi tiga  macam.
a.       Free situation
b.      Manipulated situation
c.       Partially controlled situation
Setiap obseravasi yang kita lakukan hasilnya harus segera ditulis karena mencatat hasil dengan segera merupakan langkah yang sebaik-baiknya dalam observasi. Selain dengan menggunakan cara pencatatan secara langsung dapat pula pencatatan yang dilakukan setelah observasi selesai. Kedua cara pencatatan tersebut mempunyai kelemahan, oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mencatat hasil observasi pada garis besarnya dengan menggunakan tanda-tanda atau symbol.
Kelemahan metode ini adalah :
a.       Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
b.      Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
c.       Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
d.      Oberservasi sering menjumpai observe yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
e.       Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
Alat-alat Observasi
a.       Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
Keuntungan :
a)      Catatan ini menggambarkan perilaku individu, biasanya dalam berbagai situasi yang berbeda, sehingga dapat menyumbangkan pemahaman yang lebih besar tentang kepribadian individu tersebut.
b)      Catatan tentang perilaku yang jelas akan menghasilkan pemahaman yang lebih tepat mengenai subyek, daripada generalisasi yang tidak jelas, terlalu luas, dan tidak dilengkapi bukti kuat.
c)      Catatan ini mendorong guru untuk tertarik dan mendapatkan informasi tentang individu.
d)     Catatan ini melengkapi data kuantitatif dan memperkaya penafsiran perilaku.
Kelemahan :
a)      Catatan ini dapat berguna hanya jika penggambaran pengamatannya akurat dan komprehensi.
b)      .Catatan ini bisa menciptakan masalah serius bagi personel sekolah berkaitan dengan undang-undang yaitu (Undang-Undang dan Privasi Pendidikan Keluarga 1974) yang diciptakan untuk melindungi hak privasi siswa. Pencatatan data tentang orang tua atau anak dapat berdampak sangat berbahaya.
c)      Beberapa kejadian yang dialami subyek sehari-hari cenderung menjadi bahan observasi dan dicatat. Kejadian ini menimbulkan kesan tentang subyek itu diluar proporsi kepentingannya.
d)     Pencatatan dan penggambaran perilaku yang tidak representative mungkin akan mempengaruhi perilaku individu yang lain.
e)      Catatan anecdot banyak memakan waktu dalam penulisan dan pemrosesannya. Hal ini jelas menambah beban konselor, guru, dan petugas sekolah.
2.      Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
3.      Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.
4.      Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.
Keuntungan :
Kelebihan skala pengukuran adalah karena merupakan alat perhitungan observasi dan merupakan alat yang bagi pengamat dapat digunakan untuk menilai individu yang sama, dengan demikian akan memperbesar reliabilitas penilaian. Penilaian yang sama dari beberapa penilai, asalkan mereka memiliki pengetahuan yang sama tentang individu yang sedang dinilai, biasanya hasilnya lebih baik daripada penilaian yang hanya dilakukan satu orang.
Kelemahan:
Kesalahan bias personal, efek halo, kecenderungan sentral, dan kesalahan logis. Karena skala penilaian telah digunakan secara luas selama bertahun-tahun, kekurangan itu cukup dikenal oleh mereka yang merancang dan menggunakannya. Namun, jenis-jenis kesalahan itu bisa saja terjadi dengan berbagai bentuk berdasarkan observasi yang dilakukan.
5.      Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkam dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.


6.      Angket Tertulis
Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar sekolah dan dirumah, pergaulan sosial, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan diluar sekolah, hobi dan mungkin kesukaran yang mungkin dihadapi.
Keunggulan :
Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Kelemahan
a)      Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.
b)      Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian.
c)      Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.
2.      Wawancara Informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
Keunggulan :
a.       Diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang memungkinkan siswa selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalan angket, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.
b.      Rumusan pertanyaan dapat disesuaikan dengan daya tangkap siswa.
c.       Dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitive, seperti suasana keluarga, corak pergaulan dengan saudara kandung dan teman sebaya, penggunaan bahan narkotika, pengalaman seksual, dsb.
Interview penting untuk memperoleh informasi, tidak hanya merngenai item-item yang factual seperti yang biasa tercakup pada kuesioner pengumpul data-siswa, namun juga mengenai sikap, ambisi dan hal afektif lain yang menyusun studi kasus ini. Fact-Finding interview dapat digunakan karena data sebelumnya tidak jelas atau karena perasaan yang mendasari perlu ditemukan dan dipahami.
Kelemahan :
a.       Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan.
b.      Siswa berprasangka terhadap petugas bimbingan dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c.       Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara yang sugestif.
d.      pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia sedang berhadapan dengan petugas kepolisian.
e.       Interview mungkin mengubah informasi mengenai interview mereka sendiri, reaksi mereka, dan pengalaman mereka.
f.       Interview dapat menjadikan sumber kesalahan. Mereka dapat mencatat informasi karena “pendengaran yang selektif”. Mungkin mereka hanya gagal mendengarkan pernyataan interviewee yang bertentangan dengan opini,reaksi, sikap atau ide tentang situasi mereka sendiri.
3.      Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lampau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja.


Keunggulan :
a.       Disamping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut.
b.      Menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang.
Berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan dunia ini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).
Kelemahan :                                     
a.       Unsur subjektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah.
b.      Memerlukan waktu yang lama,
4.      Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok.
Keunggulan :
Mungkin kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain.
Kelemahan :
a.       Perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya bisa memberikan indikasi struktur sosial atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu.
b.      Seluruh teori sosiometri atau postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak tersangkal kebenarannya.
c.       Siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup)

C.     Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling
Dalam bimbingan dan konseling ada jenis teknik bimbingan, yaitu
1.      Individual Guidance Counseling (Bimbingan Konseling Individu)
Bimbingan konseling individu yaitu bimbingan konseling yang memungkinkan klien mendapat layanan langsung tatap muka dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang sifatnya pribadi yang dideritannya.
Dalam konseling ini hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Empati artinya berusaha menempatkann diri dalam situasi diri klien denagn segala masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan konseling.
a.       TeknikDirektif
Konseling direktif, yang karena proses dan dinamika pengentasan masalahnya mirip “ penyembuhan penyakit”, pernah juga disebut “konseling klinis” (clinical counseling). Pendekatan ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan J.G. Darley yang berasumsi dasar bahwa klien tidak mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya. Karena itu kilen membutuhkan bantuan dari orang yaitu konselor.
Dengan demikian, inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah lebih banyak dilakukan oleh konselor. Klien bersifat menerima perlakuan dan keputusan yang dibuat oleh konselor. Dalam konseling direktif diperlukan data yang lengkap tentang klien untuk dipergunakan dalam usaha diagnosis.
b.      TeknikNon-Direktif
Konseling direktif sering juga disebut “client contered terapi” pendekatan ini diperoleh oleh Carl Rogers dari universitas Wisconsin di Amerika Serikat. Konseling non-direktif merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien. Melalui pendekatan ini klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaannya dan pikiran-pikirannya secara bebas.
Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Tetapi oleh karena suatu hambatan, potensi dan kemampuannya tidak dapat berkembang. Sehingga untuk mengembangkan dan mengfungsikan kembali kemampuannya itu klien memerlukan bantuan
Bertitik tolak dari anggapan dan pandangan tersebut, maka dalam konseling inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah diletakkan dipundak klien sendiri. Sedangkan kewajiban dan peranan utama konselor adalah menyiapkan suasana agar potensi dan kemampuan yang ada pada dasarnya ada pada klien itu berkembang secara optimal, dengan cara menciptakan hubungan konseling yang hangat dan permisif. Suasana seperti itu akan memungkinkan klien mampu memecahkan sendiri masalahnya.
Dalam suasana seperti itu konselor merupakan “agen pembangunan” yang mendorong terjadinya perubahan pada diri klien tanpa konselor sendiri banyak masuk dan terlibat langsung dalam proses perubahan tersebut. Salah satu prinsip yang penting dalam konselling non direktif adalah mengupayakan agar klien mencapai kematangannya, produktif, merdeka, dan dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Disadari bahwa setiap pendekatan atau teori diatas mengandung kekuatan dan kelemahan, namun semuanya telah telah menyambung secara positif kepada dunia bimbingan dan konseling, baik secara teoritis maupun praktis. Disadari pula bahwa dalam kenyataan praktek konseling bahwa tidak semua masalah dapat dientaskan secara baik hanya dengan satu pendekatan atau teori saja. Ada masalah yang lebih cocok diatasi dengan teknik direktif dan ada pula yang lebih cocok dengan tekniknon-direktif atau dengan teori khusus tertentu.

Teknik direktif dan tehinik non-direktif merupakan dua pendekatan yang amat berbeda. Masing-masing berdiri dalam dua kutub yang berlawanan, apabila dari kutub yang satu ditarik garis kekutub yang lain maka akan terbentuk garis kontinum, yaitu garis yang memungkinkan gerak pengembangan berbagai modifikasi antara dua arus teori tersebut.(prayitno, 1987).
Dengan perkataan lain bahwa bisa saja sebuah masalah dapat diselesaikan dengan kedua tekniktersebut atau tidaklah dapat ditetapkan bahwa setiap masalah harus diatasi dengan salah satu tekniksaja. Teknik mana yang cocok digunakan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
1)      Sifat masalah yang dihadapi (misalnya tingkat kesulitan dan kekompleksannya).
2)      Kemampuan klien dalam memainkan peranan dalam proses konseling.
3)      Kemampuan konselor sendiri, baik pengetahuan maupun ketrampilan dalam menggunakan masing-masing teknik.
c. TeknikBehavioralisme
Manusia merupakan mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya. Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :
1)      Pembiasaan klasik
2)      Pembiasaan operan
3)      Peniruan
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil stimulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenangkan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya. Memahami kepribadian manusia, mempelajari dan memahami bagaimana terbentuknya suatu tingkah laku.
Karakteistik konseling behavioral :
1)      Berfokus pada tingkah laku yang tampak
2)      Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
3)      Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
4)      Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling
Asumsi tingkah laku bermasalah
1)      Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan
2)      Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah
3)      Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya
4)      Tingkah laku maladaptif terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat.
Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar. Teknik konseling behavioral diarahkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk
proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
Macam-macam teknik behavioralistik:
1)      Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan meng-internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

2) Sosial modeling

Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien
Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan norma-norma dalam sis-tem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
2.      Group Guidance Counseling (Bimbingan Konseling Kelompok)
Tekni kini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok.
a.       Teknik ini membawa keuntungan pada diri murid, diantaranya;
menghemat waktu dan tenaga
b.      menciptakan kesempatan bagi semua siswa untuk berinteraksi dengan konselor, yang memungkinkan siswa lebih berkeinginan membicarakan perencaan masa depan atau masalah pribadi-sosial.
c.       Menyadarkan siswa bahwa kenyataan yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya, sehingga mereka terdorong untuk berusaha mengahadapi kenyataan itu bersama-sama dan saling mendiskusikannya.

Beberapa bentuk khusus teknik bimbingan kelompok:
 
a. Home room program
Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan Tanya jawab, merencanakan suatu kegiatan, menampung pendapat,dsb. Dalam contoh digambarkan guru merencanakan peninjauan keproyek jalan raya. Murid-murid diberikan kebebasan untuk berbicara, bertanya dan mengajukan usul.
b. Karyawisata (field trip)
Karyawisata atau field trip selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Denagn berkaryawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, kerja sama, rasa tanggungjawab, percaya pada diri sendiri. Juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita yang ada.
Dalam contoh seorang anak dapat kesempatan untuk mengembangkan kesenangannya dan bakatnya dalam peninjauan keproyek jalan raya. Ia dapat menunjukkan kemampuannya kepada teman-temannya dan mengembalikan harga dirinya.

c.  Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suaru masalah.
Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri. Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain:
1)      pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok
2)      perencanaan suatu kegiatan
3)      masalah-masalah pekerjaan
4)      masalah belajar
5)      masalah penggunaan waktu senggang
6)      masalah persahabatan, keluarga
d.   Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Teknik sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok.
e. Keorganisasian
Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual maupun kelompok dapa diseleseikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktipkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri.

f. Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknikdidalam memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu masalah sosial.
Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situai masalah yang dihadapinya. Dari pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya.

g. Psikodrama
ika sosiodrama merupakan teknik memecahkan masalah sosial, maka psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psyshis yang dialami individu. Kemudian murid-murid diminta untuk memainkan dimuka kelas. Bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu dapat mengurangi ketegangannya.

h.  Remedial teaching
Remedial teaching atau pengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang diberikan seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial ini mungkin berbentuk bermacam-macam seperti penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami murid. Teknikremedial ini dilakukan setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid.

D.    Langkah-langkah bimbingan konseling
Agar memudahkan Anda melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, hendaknya perlu diketahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling pada siswa Anda terutama mereka yang mempunyai masalah.
Adapun langkah-langkah tersebut meliputi:
1.      Identifikasi Masalah
Pada langkah ini yang harus diperhatikan guru adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Maksud dari gejala awal disini adalah apabila siswa menujukkan tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang nampak, kemudian dianalisis dan selanjutnya dievaluasi. Apabila siswa menunjukkan tingkah laku atau hal-hal yang berbeda dari biasanya, maka hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai gejala dari suatu masalah yang sedang dialami siswa.
Sebagai contoh, Beni seorang siswa yang mempunyai prestasi belajar yang bagus, untuk semua mata pelajaran ia memperoleh nilai diatas rata-rata kelas. Dia juga disenangi teman-teman maupun guru karena pandai bergaul, tidak sombong, dan baik hati. Sudah dua bulan ini Beni berubah menjadi agak pendiam, prestasi belajarnyapun mulai menurun. Sebagai guru Bimbingan Konseling, ibu Heni mengadakan pertemuan dengan guru untuk mengamati Beni. Dari hasil laporan dan pegamatan yang dilakukan oleh beberapa orang guru, ibu Heni kemudian melakukan evaluai berdasarkan masalah Beni dengan gejala yang nampak. Selanjutnya dapat diperkirakan jenis dan sifat masalah yang dihadapi Beni tersebut. Karena dalam pengamatan terlihat prestasi belajar Beni menurun, maka dapat diperkirakan Beni sedang mengalmi masalah ” kurang menguasai materi pelajaran “. Perkiraan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan langkah selanjutnya yaitu diagnosis.
2. Diagnosis
Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan ” masalah ” berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatarbelakangi gejala yang muncul. Pada kasus Beni, dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai pihak. Yaitu dari orang tua, teman dekat, guru dan juga Beni sendiri. Dari informasi yang terkumpul, kemudian dilakukan analisis maupun sistesis dan dilanjutkan dengan menelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan gejala yang nampak. Dari informasi yang didapat, Beni terlihat menjadi pendiam dan prestasi belajamya menurun. Dari informasi keluarga didapat keterangan bahwa kedua orang tua Beni telah bercerai. Berdasarkan analisis dan sistesis, kemudian diperkirakan jenis dan bentuk masalah yang ada pada diri Beni yaitu karena orang tuanya telah bercerai menyebabkan Beni menjadi pendiam dan prestasi belajarnya menurun, maka Beni sedang mengalami masalah pribadi.
3.Prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan. Selanjutanya melakukan perencanaan mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang sedang dihadapi individu. Seperti rumusan kasus Beni, maka diperkirakan Beni menghadapi masalah, rendah diri karena orang tua telah bercerai sehingga merasa kurang mendapat perhatian dari mereka. Dari rumusan jenis dan bentuk masalah yang sedang dihadapi Beni, maka dibuat alternatif tindakan bantuan, seperti memberikan konseling individu yang bertujuan untuk memperbaiki perasaan kurang diperhatikan, dan rendah diri. Dalam hal ini konselor menawarkan alternatif layanan pada orang tua Beni dan juga Beni sendiri untuk diberikan konseling. Penawaran tersebut berhubungan dengan kesediaan individu Beni sebagai orang yang sedang mempunyai masalah (klien). Dalam menetapkan prognosis, pembimbing perlu memperhatikan:
a.       pendekatan yang akan diberikan dilakukan secara perorangan atau kelompok
b.      siapa yang akan memberikan bantuan, apakah guru, konselor, dokter atau individu lain yang lebih ahli
c.       kapan bantuan akan dilaksanakan, atau hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan.
Apabila dalam memberi bimbingan guru mengalami kendala, yaitu tidak bisa diselesaikan karena terlalu sulit atau tidak bisa ditangani oleh pembimbing, maka penanganan kasus tersebut perlu dialihkan penyelesainnya kepada orang yang lebih berwenang, seperti dokter, psikiater atau lembaga lainnya. Layanan pemindahtanganan karena masalahnya tidak mampu diselesaikan oleh pembimbing tersebut dinamakan dengan layanan referal. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses memberikan bantuan kepada pihak siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman akan diri sendiri dan sekitarnya, yang selanjutnya dapat mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal guna menolong diri sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dan siswa atau individu yang mempunyai masalah tersebut menetukan alternatif yang sesuai dengan kemampuannya.

4. Pemberian Bantuan

Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarakn masalah dan latar belakang yang menjadi penyebanya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan. Pada kasus Beni telah direncanakan pemberian bantuan secara individual. Pada tahap awal diadakan pendekatan secara pribadi, pembimbing mengajak Beni menceritakan masalahnya, mungkin pada awalnya Beni akan sangat sulit menceritakan masalahnya, karena masih memiliki perasaan takut atau tidak percaya terhadap pembimbing. Dalam hal ini pembimbing dituntut kesabarannya untuk bisa membuka hati Beni agar mau menceritakan masalahnya, dan menyakinkan kepada Beni bahwa masalahnya tidak akan diceritakan pada orang lain serta akan dibantu menyelesaikannya. Pemberian bantuan ini dilakukan tidak hanya sekali atau dua kali pertemuan saja, tetapi perlu waktu yang berulang-ulang dan dengan jadwal dan sifat pertemuan yang tidak terikat, kapan Beni sebagai individu yang mempunyai masalah mempunyai waktu untuk menceritakan masalahnya dan bersedia diberikan bantuan. Oleh sebab itu seorang pembimbing harus dapat menumbuhkan transferensi yang positif dimana klien mau memproyeksikan perasaan ketergantungannya kepada pembimbing (konselor).

5.Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan, dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti melalui wawancara, angket, observasi diskusi, dokumentasi dan sebagainya. Dalam kasus Beni, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara antara pembimbing dengan Beni sendiri, pembimbing dengan orang tua Beni, teman dekat atau sahabat Beni, dan beberapa orang guru. Observasi juga dilakukan terhadap Beni pada jam istirahat, bagaimana Beni bergaul dengan temannya, bagaimana teman-temannya memperlakukan Beni dan sebagainya. Sedang observasi yang dilakukan baik oleh pembimbing maupun guru, yaitu untuk mengetahui aktivitas Beni dalam menerima pelajaran, sikapnya di dalam kelas saat mengikuti pembelajaran. Pembimbing juga berkunjung kerumah Beni guna mengetahui kondisi rumah Beni sekaligus mewawancarai orang tuanya mengenai sikap Beni di rumah Dari beberapa data yang telah tekumpul, kemudian pembimbing mengadakan evaluasi untuk mengetahui sampai sejauh mana upaya pemberian bantuan telah dilaksanakan dan bagaimana hasil dari pemberian bantuan tersebut, bagaimana ketepatan pelaksanaan yang telah diberikan. Dari evaluasi tersebut dapat diambil langkah-langkah selanjutnya; apabila pemberian bantuan kurang berhasil, maka pembimbing dapat merubah tindakan atau mengembangkan bantuan kedalam bentuk yang berbeda.




















BAB III
 PENUTUP
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu perkembangan kepribadian seoptimal mungkin.
A.    Masalah-masalah yang dihadapi individu:
1.      Masalah Pendidikan (Pengajaran atau Belajar)
2.      Masalah Pribadi dan Sosial
3.      Masalah Pekerjaan (Karir)
B.     Metode Mendapatkan Data untuk Bimbingan dan Konseling
a.          Observasi
b.         Catatan Berkala (Incidental Record)
c.          Daftar Chek (Check List ).
d.         Skala Penilaian (Rating Scale)
e.          Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
f.          Angket Tertulis
g.         Wawancara Informasi
h.         Otobiografi
i.           Sosiometri
C.     Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling
Dalam bimbingan dan konseling ada jenis teknik bimbingan, yaitu Individual Guidance Counseling (Bimbingan Konseling Individu)
a.          TeknikDirektif
b.         TeknikNon-Direktif
c.           TeknikBehavioralisme
D.    Langkah-langkah bimbingan konseling
a.          Identifikasi Masalah
b.         Diagnosis
c.          Prognosis
d.         Evaluasi dan Tindak Lanjut





DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010.Bimbingan Konseling. Rajawali Pers:Jakarta
Salahudin, Anas.2010.Bimbingan Dan Konseling.Putaka Setia:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar